Monday, March 9, 2009

Menakar resiko muslim Indonesia bila golput sukses


Dari 222 juta rakyat (menurut sensus 2006) = 170 juta pemilih. Dengan hitung-hitungan bodoh aja maka, bila persentase muslim Indonesia adalah 86% maka jumlah pemilih muslim adalah 170 juta x 86% = 146 jutaan, sedangkan non muslim adalah 170 juta x 14% = 24 jutaan. Dengan pendekatan pessimistic non scientific, anggap saja 40% dari muslim itu golput. Dengan data dari persentase golput pilkada lalu, terlihat daerah-daerah yang mayoritas penduduknya muslim ternyata memiliki angka golput yang tinggi, rata-rata 40%, sedangkan daerah yang mayoritas non muslim seperti Bali, NTT, Maluku, dan Papua malah memiliki angka golput yang rendah dengan rata-rata 20%.
Maka prediksi bila golput sukses dan berdasarkan hasil rata-rata maksimal total suara yang didapat partai Islam dalam beberapa pemilu sebelumnya, sekitar 20%, yang ikut memilih di pemilu mendatang 60% karena selebihnya golput. Didapatlah perhitungan kotor sebagai berikut: Suara partai islam = 20% x (60%x146 juta) = 17.52 juta atau hanya 10%. Suara muslim di partai sekuler = 80% x (60%x146 juta) = 70.08 juta atau hanya 40%. Sisa suara adalah mereka yang golput dan non muslim. Nah, kalo saya tebak sih, dalam pemilu legislatif angka golput non muslim bakal sangat rendah atau bahkan mendekati nol persen. Hal ini terkait dengan isu keterwakilan mereka dan juga agenda-agenda lainnya. Dan kemungkinan besar bahkan bisa jadi pasti mereka tidak akan menjatuhkan hak pilih ke caleg muslim, ini sebuah misteri idealisme. Jadi anggap saja dari 24 juta pemilih itu semua memberikan suaranya pada wakil mereka. Jadi presentasenya adalah sekitar 14%, melampaui suara gabungan partai Islam.
Hasilnya memang sungguh mengerikan, partai Islam 10%, partai sekuler (yang didalamnya udah pasti ada nonI) dan partai non Islam 40%+14%, sisanya sekitar 36% adalah suara umat Islam yang tak terpakai. Didalam 36% itu ada mereka yang tak kebagian money politik, ada mereka yang katanya protes dan menunjukkan bentuk perlawanan, ada yang katanya pemilu itu haram dan oleh karena itu tak ikut pemilu demi syariat Islam. Untuk yang terakhir ini tak bisa banyak berharap akan hadirnya Syariat, karena kondisinya saat itu sudah semakin membingungkan. Walaupun dengan dalih hasil sebuah survey yang mengatakan 72% orang Indonesia ingin syariah Islam, tetap saja faktanya akan terlihat di pemilu ini. Bila afiliasi muslim Indonesia masih pada ideology-ideologi sekuler dan materialistic sebagaimana sebagian dari mereka memilih partai non Islam dan sebagian lainnya memilih golput karena alasan materialistis, maka sudah barang tentu hasil survey tersebut hanya kamuflase. Bisa jadi survey dilakukan hanya untuk membesar-besarkan isu hingga terjadi radikalisme yang diharapkan atau bisa jadi sebagai alasan dana asing bisa masuk lebih banyak dengan tujuan deislamisasi. Atau bisa jadi ada error di survey tersebut. Siapa tau? Di pemilu 2009 inilah hasil-hasil survey itu akan terbongkar kebenarannya atau kebobrokannya. Dimana kaum golput adalah tumbalnya. Bila si baik yang menang, maka mereka ikut menang dan menikmati hasil tanpa perjuangan. Lalu bila si bejat yang menang, maka mereka juga yang terlibat mengantarkan nya ke tampuk kemenangan tanpa perlawanan yang katanya melawan.
Nah, saudara saudara seiman. Kalau memang kita serius menginginkan akan adanya perbaikan. Mulailah mendaftar kalo belum terdaftar, urus semua kelengkapan pemilih kita. Lalu mulai cari daftar caleg yang ada. Lihat-lihat dan kenali mereka dan tawaran serta program mereka. Cari informasi lebih dalam tentang mereka. Kalau memang otak ini sudah mumet, serahkan ke hati-hati kita masing-masing. Bukankah Allah SWT akan selalu mengabulkan doa-doa kita. Yakinkah? Jangan lupa kesholehan lahiriyah bisa jadi sebuah parameter. Selain itu kita lihat juga orang-orang yang menawarkannya dan atau disekitarnya, apakah juga kesolehan itu tampak? Selama kampanye ikutin yang kita sreg dengannnya, itung-itung wisata 5 tahunan. Yang sangat penting mulailah sholat istikhoroh sampai hari pemilihan tiba. InsyaAllah, Allah SWT akan memberikan yang terbaik atas usaha kita itu. Yakinkah? Pergi ke TPS, coblos aja kalo sudah yakin. Kalo belum biarkan Allah SWT mengilhami, karena janji Allah SWT bagi mereka yang istikhoroh pasti terjadi. Kalo belum dapat juga, lihat aja wajah-wajah mereka, pilih yang bisa menyejukkan kita... Nah, kalo gak ada juga, ya udah lipat lagi tuh surat suara. Tapi pilihan terakhir ini amat sangat tidak disarankan, karena udah nanggung tuh hehehehe. Terakhir jangan lupa masukin ke kotak suara, jangan dibawa pulang. Jadi inget artikel yang pernah saya baca, hati yang bersih akan memuluskan jalan keluar sebuah masalah. Allah SWT menganugerahkan hati sebagai salah satu alat selain kepala yang sering hang ini.

Sumber: Email dari teman

4 comments:

Anonymous said...

Hmm... tak golput pun tak dapat kartu suara.

Hehehe...

Alkampary said...

hehehehe
koq bisa begitu bang?

Hanafi Mohan said...

dapat dari mana tuh hitung-hitungannya?

GOLPUT menurutku adalah hukuman bagi pemimpin yg terpilih, karena banyak rakyat yg tdk memilihnya.

sehingga dgn begitu pemimpin yg terpilih itu jgn sok.

Tapi lagi-lagi terkembali kepada kita semua. Ada nada ketakutan dari tulisanmu. Yah, ketakutan..., takut kalau-kalau nanti yg jadi pemimpin orang non musli, dsb.

Menurutku itu sah-sah saja. Mudah-mudahan dgn banyak yg Golput, maka akan terbukalah mata para pemimpin kita. Kalau tidak, Indonesia tingal menunggu waktu utk hancur...

ikhwankopral said...

ane ga golput.. gimane mau golput .
kulit ane item.. jadinye goltem..

Sign by Danasoft - For Backgrounds and Layouts