Monday, March 9, 2009

Menakar resiko muslim Indonesia bila golput sukses


Dari 222 juta rakyat (menurut sensus 2006) = 170 juta pemilih. Dengan hitung-hitungan bodoh aja maka, bila persentase muslim Indonesia adalah 86% maka jumlah pemilih muslim adalah 170 juta x 86% = 146 jutaan, sedangkan non muslim adalah 170 juta x 14% = 24 jutaan. Dengan pendekatan pessimistic non scientific, anggap saja 40% dari muslim itu golput. Dengan data dari persentase golput pilkada lalu, terlihat daerah-daerah yang mayoritas penduduknya muslim ternyata memiliki angka golput yang tinggi, rata-rata 40%, sedangkan daerah yang mayoritas non muslim seperti Bali, NTT, Maluku, dan Papua malah memiliki angka golput yang rendah dengan rata-rata 20%.
Maka prediksi bila golput sukses dan berdasarkan hasil rata-rata maksimal total suara yang didapat partai Islam dalam beberapa pemilu sebelumnya, sekitar 20%, yang ikut memilih di pemilu mendatang 60% karena selebihnya golput. Didapatlah perhitungan kotor sebagai berikut: Suara partai islam = 20% x (60%x146 juta) = 17.52 juta atau hanya 10%. Suara muslim di partai sekuler = 80% x (60%x146 juta) = 70.08 juta atau hanya 40%. Sisa suara adalah mereka yang golput dan non muslim. Nah, kalo saya tebak sih, dalam pemilu legislatif angka golput non muslim bakal sangat rendah atau bahkan mendekati nol persen. Hal ini terkait dengan isu keterwakilan mereka dan juga agenda-agenda lainnya. Dan kemungkinan besar bahkan bisa jadi pasti mereka tidak akan menjatuhkan hak pilih ke caleg muslim, ini sebuah misteri idealisme. Jadi anggap saja dari 24 juta pemilih itu semua memberikan suaranya pada wakil mereka. Jadi presentasenya adalah sekitar 14%, melampaui suara gabungan partai Islam.
Hasilnya memang sungguh mengerikan, partai Islam 10%, partai sekuler (yang didalamnya udah pasti ada nonI) dan partai non Islam 40%+14%, sisanya sekitar 36% adalah suara umat Islam yang tak terpakai. Didalam 36% itu ada mereka yang tak kebagian money politik, ada mereka yang katanya protes dan menunjukkan bentuk perlawanan, ada yang katanya pemilu itu haram dan oleh karena itu tak ikut pemilu demi syariat Islam. Untuk yang terakhir ini tak bisa banyak berharap akan hadirnya Syariat, karena kondisinya saat itu sudah semakin membingungkan. Walaupun dengan dalih hasil sebuah survey yang mengatakan 72% orang Indonesia ingin syariah Islam, tetap saja faktanya akan terlihat di pemilu ini. Bila afiliasi muslim Indonesia masih pada ideology-ideologi sekuler dan materialistic sebagaimana sebagian dari mereka memilih partai non Islam dan sebagian lainnya memilih golput karena alasan materialistis, maka sudah barang tentu hasil survey tersebut hanya kamuflase. Bisa jadi survey dilakukan hanya untuk membesar-besarkan isu hingga terjadi radikalisme yang diharapkan atau bisa jadi sebagai alasan dana asing bisa masuk lebih banyak dengan tujuan deislamisasi. Atau bisa jadi ada error di survey tersebut. Siapa tau? Di pemilu 2009 inilah hasil-hasil survey itu akan terbongkar kebenarannya atau kebobrokannya. Dimana kaum golput adalah tumbalnya. Bila si baik yang menang, maka mereka ikut menang dan menikmati hasil tanpa perjuangan. Lalu bila si bejat yang menang, maka mereka juga yang terlibat mengantarkan nya ke tampuk kemenangan tanpa perlawanan yang katanya melawan.
Nah, saudara saudara seiman. Kalau memang kita serius menginginkan akan adanya perbaikan. Mulailah mendaftar kalo belum terdaftar, urus semua kelengkapan pemilih kita. Lalu mulai cari daftar caleg yang ada. Lihat-lihat dan kenali mereka dan tawaran serta program mereka. Cari informasi lebih dalam tentang mereka. Kalau memang otak ini sudah mumet, serahkan ke hati-hati kita masing-masing. Bukankah Allah SWT akan selalu mengabulkan doa-doa kita. Yakinkah? Jangan lupa kesholehan lahiriyah bisa jadi sebuah parameter. Selain itu kita lihat juga orang-orang yang menawarkannya dan atau disekitarnya, apakah juga kesolehan itu tampak? Selama kampanye ikutin yang kita sreg dengannnya, itung-itung wisata 5 tahunan. Yang sangat penting mulailah sholat istikhoroh sampai hari pemilihan tiba. InsyaAllah, Allah SWT akan memberikan yang terbaik atas usaha kita itu. Yakinkah? Pergi ke TPS, coblos aja kalo sudah yakin. Kalo belum biarkan Allah SWT mengilhami, karena janji Allah SWT bagi mereka yang istikhoroh pasti terjadi. Kalo belum dapat juga, lihat aja wajah-wajah mereka, pilih yang bisa menyejukkan kita... Nah, kalo gak ada juga, ya udah lipat lagi tuh surat suara. Tapi pilihan terakhir ini amat sangat tidak disarankan, karena udah nanggung tuh hehehehe. Terakhir jangan lupa masukin ke kotak suara, jangan dibawa pulang. Jadi inget artikel yang pernah saya baca, hati yang bersih akan memuluskan jalan keluar sebuah masalah. Allah SWT menganugerahkan hati sebagai salah satu alat selain kepala yang sering hang ini.

Sumber: Email dari teman

Bahayanya Golput


Satu lagi hal yang sangat berguna bagi kita adalah pemahaman yang baik tentang undang-undang pemilu kita. kalo kita baca Pasal 200 dan seterusnya dalam undang2 tersebut, maka sebenarnya tidak ada ruang bagi golput untuk menyebut diri sebagai bentuk perlawanan.

Dalam pasal2 tersebut diterangkan bahwa seberapa persen pun suara yang masuk maka jumlah kursi di DPR akan tetap terisi penuh. hal ini dilakukan dengan cara membagi jumlah kursi yang tersisa pada partai2 yang lolos electoral trasehold (2,5%, bukan zakat hehe) menurut prosentase perolehan suara mereka. Dengan kata lain, walaupun hanya 10% dari pemilih potensial yang memberikan suara dalam pemilu, kursi DPR tetap saja akan terisi penuh, n gak kosong. kalo, yang menang dari 10% tersebut adalah orang2 yang korup, maka merekalah yang bakal memegang tongkat komando kebijakan negara ini. kalo yang menang dari 10% tersebut adalah orang2 yang anti terhadap Islam, maka sudah tentu semua kebijakan akan menjadi musibah bagi muslim negeri ini.

Begitu juga dalam pemilihan Presiden, yang berhak mencalonkan adalah mereka yang memiliki 20% perolehan suara pemilu. jadi yang dapet 20% suara dari 10% orang yang ikut pemilu tetap berhak mengajukan capresnya. dan capres yang memenangkan 51% suara dari 10% orang yang ikut pemilu tetap berhak menjadi Presiden RI wallaupun 90% lainnya golput.Inilah romantika demokrasi, preview nya adalah Mesir, Husni Mubarak memenangkan pemilu yang hanya diikuti tidak lebih dari 30% pemilih potensial karena calon2 legislatif dari opisisi seperti kelompok Ikhwanul Muslimin habis ditangkapi dan dipenjarakan, selain itu para pendukung kelompok ini juga dipersulit bahkan dilarang ikut menconblos di banyak TPS negeri itu. alhasil Husni Mubarak tetap jadi presiden seluruh Mesir walau cuma beberapa persen dimenangkan.Itulah demokrasi dan kita dituntut harus tetap cerdik mensikapi sistem demokrasi ini, kalo dulu Ust. Anis Matta membuat buku Menikmati Demokrasi mungkin sekarang sudah saatnya kita membuat Modul Bagaimana Menjadi Matador Demokrasi yang Sukses. saya rasa manuver petinggi2 di pusat sudah memperlihatkan penguasaan medan yang sangat baik.Kembali ke pokok permasalahan, pilihan golput sebagai perlawanan saat ini menunjukkan masih rendahnya PQ ummat ini. seperti kata Pak Mico, bahwa setiap pilihan akan dimintai pertanggung jawaban termasuk memilih untuk merelakan kepemimpinan ummat ke tangan para durjana.Jadi alih-alih melakukan perlawanan, mereka yang golput malah harus mengikuti apapun kebijakan dari orang2 yang mereka biarkan untuk menang dalam pemilu walaupun yang mereka biarkan menang itu adalah Rahwana sekalipun.
Saya pernah tertawa dan menangis saat membaca opini para pendukung golput dari sebuah blog. si penulis mengatakan bahwa semakin banyak orang yang golput maka Indonesia akan segera hancur, lalu saat itulah Khilafah islamiyah akan didirikan. dari situ saja kita bisa menebak nebak seberapa baik dan canggih PQ (Political Quotient) dari saudara2 kita.Kalau kita telaah orang-orang yang dekat dengan isu seputar golput ada beberapa macam:
1.Golput tapi tak mengkampanyekan. Golongan yang satu ini terdiri mereka yang bisa jadi karena kurang pengetahuan dan informasi tentang pemilu yang kebanyakan adalah mereka yang berada pada level bawah-bawah. Selain itu ada pula yang terjadi karena ke apatisan dan ketidak puasan pada kinerja penyelenggara pemerintahan dan wakil-wakil rakyatnya, tipe ini bisa terdapat mulai dari menengah bawah hingga level atas-atas. Yang menarik, level bawah-bawah dan menengah bawah bisa saja meninggalkan golput bila ada varian lain yang terjadi. Misalkan saja money politics. Maka dengan hanya beberapa puluh ribu rupiah menjelang hari pencoblosan atau bahkan beberapa saat sebelum pencoblosan, suara mereka akan terbeli dan itu yang sering kali terjadi.
2.Golput sekaligus mengkampanyekan. Tipe ini bisa terdapat pada beberapa kelompok. Yang pertama, bisa jadi dikarenakan kekecewaan yang mendalam terhadap pemilu. Yang kedua adalah mereka yang bisa kita sebut ronin-ronin parpol, yang tersingkirkan dari partainya atau tidak mendapatkan apa yang dia inginkan di partainya lalu kecewa dan keluar dengan yel-yel golputnya. Contohnya kita bisa lihat sekarang. Yang ketiga, adalah mereka yang katanya golput ideologis (meminjam istilah mereka yang bangga dengan sebutan itu). Kelompok ini adalah mereka yang mengharamkan golput atau berpura-pura membolehkan tapi dengan syarat yang mereka buat buat hingga akhirnya ya haram juga katanya. Bagi saya, kelompok ini gak pantas disebut golput. Karena menurut saya lagi, yang namanya golput itu adalah keadaan tanpa afiliasi kemanapun, netral gak kemana-mana. Jadi jangan mimpi mau menyatukan golput, mengkoordinir dan mengerahkan golput, apalagi jadi pemimpin golput. Karena sejatinya golput itu gak mau ikut sana sini apalagi disuruh memilih pemimpin, weleh. Nah, untuk kelompok terakhir tadi sebutan yang paling tepat adalah golongan asing (gosing) mirip ET, karena pemilih bukan dan golput juga gak masuk. Tapi anehnya mereka sibuk kampanye golput juga.
3.Yang pura-pura golput dan sibuk mengkampanyekan golput. Hih, kelompok ini yang cukup berbahaya, militansinya bisa jadi lebih hebat dari kelompok kedua. Karena support dana yang mereka miliki. Kelompok ini bisa jadi adalah pesanan parpol-parpol curang dan kelompok kepentingan. Lembaga survey, media massa dan kelompok masyarakat tertentu boleh jadi terkait dengan jaringan ini. Tentu saja, tidak semua pesannya vulgar mengajak golput. Dengan membesar-besarkan hasil survey dan informasi tentang golput saja, sudah bisa masuk dalam alam bawah sadar pemilih untuk berfikir dan menerima gagasan golput apalagi mereka yang timbang sana sini.

Apakah golput akan menghasilkan perbaikan? Dalam perspektif terbatas bisa saja itu tejadi tapi pada kondisi Indonesia sekarang, sudah seharusnya berfikir berkali-kali. Karena boleh jadi golput malah menguntungkan partai-partai curang. Mengapa demikian? Karena eh karena dengan golput parpol culas bisa:

1.Mengurangi biaya pembelian suara. Kelompok yang golput bisa jadi menguntungkan parpol yang terbiasa tebar uang dan hadiah. Daerah-daerah yang dipetakan kurang prospektif dari segi potensi atau tidak lebih menguntungkan dalam jangka panjang, tidak akan terlalu serius diurusi karena keterbatasan dana. Bisa jadi ada namun tidak terlalu signifikan. Biarlah daerah yang kurang potensial tersebut dinina bobokan dengan pasukan golput saja, agar tidak banyak memberi pengaruh pada perolehan suara.
2.Fokus pada daerah-daerah strategis dan potensial. Karena alasan budget juga, parpol cenderung memfokuskan pada daerah-daerah kaya potensi. Masyarakat daerah tersebut yang masih menengah kebawah akan menjadi sasaran money politics. Sedangkan yang menengah ke atas didekati dengan rekrutan menjadi caleg atau iming-iming proyek dimasa kemenangannya. Intinya jangan sampai ada golput dan pilihan partai lain di daerah tersebut karena fokus anggaran partai sudah ditetapkan. Oleh karena itu secara umum, parpol yang memiliki budget raksasa adalah mereka yang paling berpontensi memenangkan perang gaya ini.
3. Memudahkan memupuk kekayaan dalam jangka panjang, minimal 5 tahun kedepan. Hasilnya tentu saja kekayaan yang berlimpah dari kesempatan bereksporasi dalam lima tahun kedepan, menyiapkan pemilu berikutnya. Sebagian kecil bisa saja dibagi agar pimilih merasakan dan mengurangi potensi golput masa berikutnya serta memupuk loyalitas pemilih, sebagian besar yang lain adalah logistik partai dan kekayaan orang-orangnya.
Mikir-mikir lebih jauh akan ada juga keuntungan untuk partai atau kelompok dengan agenda deislamisasi atau islamophobi. Dengan besarnya golput terutama dari muslim Indonesia maka dapat:
1. Mengurangi keterwakilan muslim dalam pengambilan kebijakan
2 Mengurangi peran-peran muslim dalam kehidupan berbangsa secara umum
3. Mempreteli satu demi satu regulasi bernafaskan syariah
4. Memudahkan jalan untuk mengembalikan Pancasila sebagai azas tunggal
5. Memudahkan jalan melemparkan Islam dari ranah publik.
Hal lain yang perlu diingat adalah TNI dan Polri sudah barang tentu berada pada pihak yang memenangkan pemilu (itu kata undang undang). Mereka siap mengamankan apapun kebijakan yang berkuasa. Dan dukungan internasional juga akan mengalir bila lima agenda diatas mulai terformat dan bergerak. Toh, kata temen saya Mas Ucup, entah yang memilih itu 100% atau cuma 50%, hasilnya akan tetap legitimate untuk menjadi penguasa.
Sumber: Email dari teman

Monday, March 2, 2009

Obrolan hari ini


Dia adalah sorang mahasiswa dari Saudi Japanis Auto Mobil Hight Institute, yang sedang training di bengkel tempatku bekerja, diminggu pertama dia berkerja bersamaku, tapi diminggu kedua, ada rotasi dari kepala bengkel, dia dipindahkan ke technician yang lainnya sesama arab saudi yang ada di ruang yang lainnya, tapi hampir setiap menjelang istirahat dia selalu menghampiriku keruangan tempatku berkerja.

Hari in, senen 2 maret 2009,menjelang istirahat untuk sholat asar, dia menghampiriku, didalam mobil yang baru saja saya service, dia bercerita tentang pekerjaanya bersama technisi barunya yang sama sama berkebangsaan Arab Saudi, yang hanya mengerjakan service berkala saja, dan itu membuat dia merasa tidak berkembang, dari segi pekerjaan dan juga tidak berkembang dalam bahasa ingrisnya, dan dia mengungkapkan, bahwa dia sebenarnya ingin kembali berkerja bersamaku, kerna dia merasa mendapatkan apa yang tidak dia dapatkan dari technisi barunya, yaitu perkembangan ketramapilan berkerja, dan juga perkembangan ketramapilan berbahasa inggris.

Memang selama dia berkerja bersamaku, dia tidak begitu suka jika saya berbicara bersamanya dengan menggunakan bahasa arab, tapi dia lebih suka saya berbicara berbahsa inggris, kerna dia ingin memperlancar bahasa inggrisnya, dan meperbanyak perbendaharaan vocabnya, namun kerna bahasa inggrisnya masih kurang, jika dibandingkan dengan saya, membuat saya harus menterjemahkan lagi pembicaraan kami kedalam bahsa arab, dan sering sekali dia juga menanyakan tentang arti dari vocab vocab baru yang tidak dipahaminya, inilah yang membuat dia betah, dan ingin kembali berkerja bersamaku.

Dalam obrolan kami siang ini, dia berkata kepadaku: " kamu mampu berbahasa arab dengan cukup baik, dan juga mampu berbahasa inggris dengan cukup baik, kenapa kamu tidak berusaha untuk mendakwahi orang orang Philipina itu agar mereka tertarik dangan islam?", petanyaan inilah yang membuat hati saya tergugah, dan tidak saya sangka sangka akan kelaur dari seorang traine automotif sepertinya, sehingga saya juga heran, apa yang membuat dia yakin bahwa saya mampu untuk mendakawahi orang orang philipina yang bekerja disatu bengkel bersamaku?, saya hanya berkata: "Saya sudah berusaha melakuakannya, tapi Hidayah dan Taufiq itu datang dari Allah SWT".

Selama dia berkerja bersamaku, kami memang sering berdiskusi tentang banyak hal, tentang masa depan, , pendidikan, tentang keluarga, dan juga tetang agama, diskusi agama terakhir yang pernah kami bicarakan adalah tentang adab, tata cara dan syarat syarat mengusap kaos kaki ketika berwudu untuk sholat, kerna saya melihat, dia selalu mengerjakan sunnah ini ketika berwudu', setelah saya tanyakan kepadanya, ternyata dia hanya tahu bagaimana cara mengusapnya, tapi dia tidak banyak tahu tentang syarat syarat untuk mengusapnya, maka sayapun menerangkan kepadanya, tentang syarat syarat itu, kerna saya pernah mempelajarinya di majlis ta'lim yang diadakan di tempat saya berkerja, dan hasilnya, saya tidak melihat dia Sholat dengan memakai kaos kaki setelah itu, pertanda, bahwa dia tidak memnuhi syarat untuk mengusapnya.

Mungkin, kerna diskusi diskusi itulah yang membuat dia bertanya kepada saya, kenapa saya tidak berusaha untuk memperkenalkan islam keteman temanku dari philipina di tempatku berkerja, padahal bahasa inggris saya jauh lebih buruk dari yang dia dengar. Dan sekarang saya jadi ingat, bahwa dia punya cita cita untuk belajar agama lebih dalam lagi, serta menguasai bahasa inggris untuk kemudian memperkenalkan islam ke orang orang non muslim yang bisa dijangkaunya, sekalipun di Amerika dan Eropa sana, dan sayapun hanya mengaminkan cita cita mulianya itu. Semoga Allah memberikannya kemudahan untuk mewujudkan niatnya itu, aamiiiiiiiiiiiiin

Diawal awal keberadaanku di Saudi arabia, Saya memang pernah berdiskusi dengan salah seorang temanku dari philipina itu, tentang konsep teologi dan nabi nabi dalam islam, namun sayang, bahasa inggirs saya tidak cukup bagus untuk membuat dia mengerti tentang apa yang kami diskusikan waktu itu, dan begitu juga dengan dia yang bahasa inggrisnya tidak jauh berbeda dengan saya, dan ketika saya menawarkannya untuk membaca buku buku berbahasa tagalog yang saya dapatkan dari islmic center, dia malah menolak untuk membacanya.

Sekarang pertanyaan dari temanku itu, membuat saya kembali terpancing untuk lebih sering lagi mengenalkan islam kepada mereka, bukan hanya diskusi diskusi kecil tentang konsep konsep islam saja, tapi lebih dari itu, dengan meperlihatkan adab dan akhlak islami kepada mereka atau yang saya kenal dengan dakwah bilHal .

Terima kasih sahabat, yang telah mengingatkanku tentang pentingnya dakwah dalam hidup ini, untuk keberlansungan hidup dalam melaksanakan syariat-Nya.

By: Azzam alkampary

Monday, February 23, 2009

Bingung

Ikatlah ilmu dengan menuliskannya!!!

Bingung mau nulis apa, setiap kali saya mencoba untuk menulis, seketika itu juga pikiran saya jadi buntu, padahal ketika saya sedang bekerja, atau lagi santai, terkadang ide ide itu muncul dalam pikran saya, tapi entah kenapa ide itu hilang dengan sendirinya ketika saya sudah duduk di depan laptop, dan memulai memegang keyboard. apa memang saya tidak ada bakat sama sekali untuk menjadi seorang penulis?, bahkan sekalipun hanya sekedar menulis untuk saya sendiri?, entahlah, yang jelas sekarang saya masih tetap berusaha untuk mengetahui sisi sisi kelemahan saya, sehingga saya bisa segera untuk mencarikan jalan keluarnya.
Kemungkinan, bagi orang orang yang baru belajar untuk menulis, mereka harus lebih banyak :
  • membaca, membaca tentang apa saja, selagi bacaan itu bermampaat bagi mereka kerna dengan membaca, akan menambah perbendaharaan kata .
  • kemudian belajar untuk membuat satu kesimpulan dari apa yg telah mereka baca.
  • lalu menuliskannya , apakah itu menuliskan nya diatas buku, atau lansung menulisnya dikomputer atau laptop.

" Ikatlah ilmu itu dengan cara menuliskannya", kalimat itulah yang pernah saya dengar dari salah seorang Dosen yang berkebangsaan Indonesia di KFUPM Dahran KSA.

Membaca memang semakin sering saya lakukan untuk mengisi waktu waktu luang yang saya miliki, khususnya membaca artikel artikel dan berita yang ada di internet, tapi membaut satu kesimpulan dari apa yang saya pahami dari bacaan itu, untuk kemudian dituliskan, dua hal inilah yang sampai sekarang belum pernah saya coba untuk dibiasakan, sehingga sampai sekarang kemampuan saya untuk merangkai kata kata hingga menjadi kalimat kalimat yang bemakna, dan akhirnya menjadi suatu tulisan dari satu atau lebih pokok bahasan yang enak untuk dibaca semua orang , tidak kunjung berkembang.

Sebenarnya bukan hanya dua hal itu saja yg membuat saya jadi stagnan dalam mengembangkan kemampuan untuk menulis, tapi ada hal hal yg sebenarnya lebih urgent dari itu, yaitu kemauan yg kuat, serta kesungguhan dalam diri saya yang belum bisa saya pupuk dan jaga selalu, agar semua itu bisa selalu bersemi dihati ini, bukan seperti apa yang dikatakan orang orang, " Hangat hangat tahi ayam", artinya, bahwa kemauan yang saya miliki, itu tidaklah bisa dikatakan sebagai kemauan tapi mungkin lebih cocok untuk dikatakan angan angan atau mungkin juga hayalan untuk menjadi seoarang penulis. Itulah mungkin problem utamanya, sehingga saya harus mampu keluar dari problem itu segera, lantas, pertanyaan yang muncul dibenak saya sekarang adalah, bagaimana kiat kiat agar kemauan itu bisa selalu tumbuh dan berkembang dalam diri ini hingga menjadi satu kesungguhan untuk mewujudkan apa yang telah saya cita citakan dalam hidup ini untuk menjadi seorang penulis yang bermampaat, bukan hanya buat diri sendiri, tapi juga buat semua orang tentunya.

Saya yakin bahwa saya pasti bisa mewujudkannya, dan keyakinan itu adalah modal utama yang saya miliki, namun demikian saya juga butuh saran saran dan bantuan dari orang orang yang tentunya sudah punya banyak pengalaman dalam merealisasikan kan cita cita untuk menjadi seorang penulis, kerna itu saya berharap kepada semua orang yang berkunjung ke blog saya ini agar mau berbagi dengan saya, tentang bagaimana caranya, agar kemauan itu tetap stabil dan bahkan selalu meningkat, mungkin dengan berbagi, saya mampu untuk mempercepat accelarasi pembalajaran saya menuju seorang penulis.

By: Azzam alkampary

Wednesday, February 11, 2009

Hari yang berdebu

Debu yang terlihat dalm bengkel
Diluar , parkiran bengkel

"Ini kabut apa debu zam?", itulah pertanyaan teman saya yang belom lama ini menginjakkan kakinya di Dammam KSA, dalam perjalanan kami menuju tampat kerja. "Debu", saya menjawabnya dengan singkat. "apa debu ini bakal lama zam?", dia kembali bertanya. "Biasanya sekitar 2 atau 3 hari, atau terkadang sampai juga seminggu", kembali saya menjawab pertanyaannya.

ya, cuaca pagi ini di Dammam tidak secerah biasanya, pagi ini terlihat agak gelap, bukan kerna mendung atau langgit yang berawan, tapi disebabkan debu yang menyelimuti Dammam dan menyebabkan mentari pagi terlihat buram kekuning kuningan.

Dalam perjalanan kami menuju tempat kerja, debu debu itu masih terlihat begitu tipis, tapi sekitar setengah jam kemudain , ketika kami sudah berada di tempat kerja, tiba tiba saja debu debu itu memenuhi ruangan bengkel, sehingga menyebabkan ruangan bengkel pun menjadi gelap, dan napas terasa menyesak kedada. baru kemudian semua orang sibuk mencari Masker, untuk mengurangi terhirupnya debu ketika bernapas.

Begitulah suasana Dammam pada saat transisi dari musim dingin kemusim panas, atau dari musim panas kemusim dingin, udara kota dammam selalu di penuhi oleh debu debu yg berterbangan, dan terkadang diikuti oleh angin kencang, yang menyebabakan debu semakin tebal mengudara. dan membuat segala sesuatu yang dihnggapinya terlihat kotor kerna dipenuhi debu., dari mobil yang ada dijalanan atau di parkiran, pepohonan sampai pakaian yg kita pakai pun terlihat lusuh dan kusam, bahkan hidung hidung kitapun penuh dengan debu.
By: Azzam alkampary

Sunday, February 8, 2009

Ketika kebenaran datang


Sunnatullah itu pasti selalu ada dalam kehidupan kita, dan kita tidak akan menemukan ada perubahan di dalamnya, kerna itu adalah ketetapan dari Allah SWT, sebagai pencipta, sekaligus pengatur alam semesta, mulai dari semenajak awal penciptaan, sampai kiamat datang memporak porandakan kehidupan ini." Sebagai suatu sunnatullah yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan menemukan perubahan bagi sunnatullah itu". QS. Al fath : 23.

Pertarungan antara Kebenaran dan kebatilan adalah satu sunnatullah yg pasti akan selalu terjadi, kerna yang namanya kebenaran adalah suatu ideologi, dan begitu juga dengan kebathilan, sehingga sangat mustahil sekali kebenaran itu bisa bergabung dan menyatu dengan kebathilan, sebagaimana air dengan minyak yang tidak akan pernah mungkin untuk kita satukan.

Ketika kita dapat membawakan kebenaran itu tampil kepermukaan, maka dengan sendirinya kebatilan akan hilang dari peredaran, "Dan katakanlah: "Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap." Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap".QS. Al isra' : 81, "Sebenarya Kami melontarkan yang hak kepada yang batil lalu yang hak itu menghancurkannya, maka dengan serta merta yang batil itu lenyap". sebaliknya, jika kebatilan telah mendominasi dan mewarnai semua sisi kehidupan, maka kebenaranpun akan sulit terlihat dipermukaan.

Ali RA. pernah berkata: " kebenaran yang tidak terorganisir, akan mudah dikalahkan oleh kebatilan yg terorganisir. Jadi agar kebenaran itu bisa selalu exist, maka para pecinta dan pejuang kebenaran harus mampu meciptakan suatu sistem yang terorganisir dengan rapih, sehingga kebenaran itu tidak mudah di goyang oleh para pengusung kebatilan, sampai kebenaran tersebut menjadi ruh atau spirit bagi semua orang dalam menjalani kehidupan ini, dan apabila kebenaran tersebut telah menjadi spirit bagi semua orang, maka dengan sendirinya, kebatilan itu akan lenyap dan hilang dari peredaran.

By. Azzam Alkampary

Saturday, February 7, 2009

Orang orang romantis



Qais sebenarnya tidak harus bunuh diri. Hidup tetap bisa dilanjutkan tanpa Layla. Tapi itulah masalahnya. Ia tidak sanggup. Ia menyerah. Hidup tidak lagi berarti baginya tanpa layla. Ia memang tidak minum racun. Atau gantung diri. Atau memutus urat nadinya. Tapi ia membiarkan dirinya tenggelam dalam duka sampai napas berakhir. Tidak bunuh diri. Tapi jalannya seperti itu.


Orang-orang romantis selalu begitu : rapuh. Bukan karena romantisme mengharuskan mereka rapuh. Tapi di dalam jiwa mereka ada bias besar. Mereka punya jiwa yang halus. Tapi kehalusan itu berbaur dengan kelemahan. Dan itu bukan kombinasi yang bagus. Sebab batasnya jadi kabur. Kehalusan dan kelemahan jadi tampak sama. Qais lelaki yang halus. Sekaligus lemah. Kombinasi begini banyak membuat orang-orang romantis jadi sangat rapuh. Apalagi saat-saat menghadapi badai kehidupan. Misalnya ketika mereka harus berpisah untuk sebuah pertempuran. Maka cinta dan perang selalu hadir sebagai momen paling melankolik bagi orang-orang romantis.


Mengerikan. Tapi tak terhindarkan. Berdarah-darah. Tapi tak terelakkan. Itu dunia orang-orang jahat. Dan orang-orang romantis datang kesana sebagai korban. Begitu ruang kehidupan direduksi hanya ke dalam kehidupan mereka berdua dunia tampak sangat buruk dengan perang. Tapi kehidupan punya jalannya sendiri. Ada kaidah yang mengaturnya. Dan perang adalah niscaya dalam aturan itu. Maka terbentanglah medan konflik yang rumit dalam batin mereka.


Dan orang-orang romantis yang rapuh itu selalu kalah. Itu sebabnya Allah mengancam orang-orang beriman : kalau mereka mencintai istri-istri mereka lebih dari cinta mereka pada jihad, maka Allah pasti punya urusan dengan mereka. Tapi itulah persoalan inti dalam ruang cinta jiwa. Jika cinta jiwa ini berdiri sendiri, dilepas sama sekali dari misi yang lebih besar, maka jalannya memang biasanya kesana : romantisme biasanya mengharuskan mereka mereduksi kehidupan hanya ke dalam ruang kehidupan mereka berdua saja. Karena di sana dunia seluruhnya hanya damai. Di sana mereka bisa menyambunyikan kerapuhan atas nama kehalusan dan kelembitan jiwa.


Itu sebabnya cinta jiwa selalu membutuhkan pelurusan dan pemaknaan dengan menyatukannya dengan cinta misi. Dari situ cinta jiwa menemukan keterahan dan juga sumber energi. Dan hanya itu yang memungkinkan romantisme dikombinasi dengan kekuatan jiwa. Maka orang-orang romantis itu tetap dalam kehalusan jiwanya sebagai pecinta, tapi dengan kekuatan jiwa yang tidak memungkinkan mereka jadi korban karena rapuh. Ketika kabar syahidnya syekh Abdullah Azzam disampaikan kepada istri beliau, janda itu hanya menjawab enteng, Alhamdulillah, sekarang dia mungkin sudah bersenang-senang dengan para bidadari

Friday, February 6, 2009

Gelar dari minang


Usman Chaniago, supir camat di Payakumbuh, minta berhenti karena ingin merantau ke Jakarta untuk mengadu nasib.Mula-mula dia bekerja sebagai tukang kantau di Tanah Abang, setelah dapat mengumpulkan sedikit modal dimulai pula menggelar dagangannya di pinggir jalan di Tanah Abang.Nasib rupanya memihak kepadanya, beberapa tahun kemudian dia berhasil memiliki kios kain di dalam pasar. Dia pun berkeluarga dan memiliki 2 anak. Bahkan tahun ini dia membangun rumah di Depok, di lingkungan perumahan dosen UI.Karena tetangganya semua akademisi, macam-macam gelarnya, ada Prof., ada Phd. dll. Usman merasa malu kalau papan namanya tidak tercantum gelar seperti tetangganya.Dibuatlah papan naman dari perak, dipesan dari Koto Gadang, dengan nama DR.Usman Chaniago MSc.Ketika ayahnya datang berkunjung, sambil bangga dia bertanya di mana anaknya kuliah, sebab setahu dia, Usman hanya berdagang.Dengan malu-malu Usman menerangkan gelarnya di papan nama, "Nama itu artinyo 'Disiko Rumahnyo Usman Chaniago Mantan Supir Camat'."

Wednesday, February 4, 2009

Hari yang menegangkan

Ujian semester bagi kebanyakan sekolah dan umuiversitas untuk semester genap sudah dimualai, dan bahkan mungkin ada yang sudah selesai, sebelum ujian , tentunya para murid menguras lebih banyak waktunya untuk belajar, mengurangi jam istirahat dan bermain, mengahapal semua materi pelajaran yang akan di ujikan kepada mereka, itu semua mereka lakukan agar mereka mampu menjawab semua soal ujian yg di ujikan kepada mereka dengan tepat dan benar.

Setelah ujian berakhir, tibalah saat saat menegangkan bagi mereka, kerna dalam waktu yang tidak lama lagi, mereka akan segera menerima raport yang disana akan kelihtaan hasil ujian yg baru saja mereka ikuti, terlihatlah disana sajauh mana kesungguhan mereka belajar selama ini, dan berbahagialah mereka yang bersungguh sungguh dalam belajar, dan penyesalan yang akan tiba bagi mereka yang bermalas malasan dan lebih banyak bermain.

Tentunya semua kita yg pernah mengenyam bangku sekolah, pernah merasakan hal hal semcam itu, kesibukan menjelang ujian, dan ketegangan ketika kita akan menerima raport, kebahagian ketika kita mendapatkan hasil yg memuaskan, serta kekecewaan dan penyesalan ketika mendapatkan raport kita penuh denga angka merah, dan itu sungguh sangat memalukan.

Dan pernahkah kita membayangkan bahwa suatu saat di padang mahsyar nanti, kita akan kembali merasa cemas, dan tegang, dan bahkan sangat , sangat, sangat, cemas sekali, ketika kita dihadapkan kepada catatan amal kita selama didunia, yang mana disana tertulis semua apa yg telah kita kerjakan, dan bahkan apa yang kita bicarakan, sampai kepada apa yang pernah terlintas dibenak kita, sementara kita sendiri sudah tidak ingat apa apa tentang itu, tidak satupun perbuatan kita, melain disana telah tercatat dengan rapih dan sempurna, dan tidak ada yg terlewatkan, jika ketika kita disekolah, mungkin saja kita dizalimi sehingga kita mendaptkan nilai yg jelek, tapi disna tidak akan ada yang dizalimi, kerna Allah maha adil dan bijaksana.

Maka beruntunglah orang orang yang mendapatkan catatan amalnya dari sebelah kanannya, kerna itu adalah petanda, bahwa tidak lama lagi dia akan segera menikmati jerih payahnya selama hidup didunia, sebagai mana yang pernah dijanjikan Allah bagi mereka, yaitu Surga, yang di dalamnya ada banyak kenikmatan, dan bahkan disana ada kenikmatan, yang tidak pernah kita dengar sama sekali selama didunia, dan juga tidak pernah kita meliahtnya, dan bahwkan tidak pernah terlintas dipikiran kita, lalu masuklah mereka kedalam surga dengan selamat.

Dan bagi orang orang yang mendaptkan catatan amalnya dari sebelah kiri mereka, sungguh akan menyesal, dan bahkan mereka ingin dikembalikan ke dunia ini, untuk bisa beramal , walaupun hanya sesaat saja, tapi semaunya telah berkahir, penyesalan tidak akan dapat mengembalikan mereka kedunia, kerna pintu neraka sudah terbuka dengan lebar, dan malaikat penjaganya siap untuk melemparkan mereka kedalamnya, dan jadilah mereka sebagai bahan bakarnya, mereka tak henti hentinya disiksa, mereka tidak mati di dalamnya, dan tidak juga hidup, kerna saking dahsyatnya azab yang mereka terima. kita berlindung dari allah dari neraka-Nya yang menyala nyala.

Pertanyaanya, sejauh manakah persiapan kita untuk menghadapi hari itu, sudahkah kita mempergunakan waktu yang kita miliki dengan semaksimal mungkin untuk beribadah kepada-Nya, maka mari kita segera mempersiapkan jawabannya, degan banyak bertaubat dan beramal kepada-Nya, kerna hanya di dunia inilah waktunya untuk beramal, sementara disana, adalah waktu pembalasan.

By: Azzam alkampary

Tuesday, February 3, 2009

Kenapa kita tak mau bertaubat?

Ada bayak faktor yang dapat menghalangi dan menjauhkan seseorang dari taubat, dan salah satu diantaranya adalah " merasa bahwa dia tidak perlu lagi untuk bertaubat kerna merasa sudah beramal yg cukup dan merasa tidak pernah bermaksiat", sehingga dia merasa cukup dengan amalan amalan yg dia kerjakan dalam kesehari harian nya.

kenapa ini sampai terjadi pada diri sesorang?, maka salah satu jawaban nya adalah kerna dia sangat bodoh dan jauh sekali dari ilmu,kerna kalau seandainya dia adalah orang yg selalu menyibukkan diri dan mengisi sebagian waktunya di majlis majlis ilmu, maka dia akan tahu, bahwa betapa butuhnya dia untuk bertaubat.

Tentunya sebagai umat islam kita akan setuju, bahwa nabi Muhammad SAW adalah profile manusia teragung yang pernah dilahirkan dimuka bumi ini, dialah penghulu para nabi, dia tidak pernah berkata kata dengan hawanya, melainkan perkataan itu adalah wahyu yg diturunkan Allah kepadanya melalui malaikat jibril yg mulia.alquran adalah akhlaknya, sebagaimana jawaban Aisyah ketika di tanya tentang akhlah beliau, tapi justru orang yg paling agung ini sangat banyak bertaubat kepada Rabnya, bahkan dalam salah satu hadits di riwayatkan, bahwa beliau memohon ampunan dan bertaubat kepada Allah dalam sehari semalam sebanyak seratus kali.

Lihat dan bacalah doa doa yang sering dipanjatkannya, niscaya kita akan mengetahui, betapa besarnya harapan beliau untuk dimasukkan kedalam surga Allah yang paling tinggi, dan juga betapa besarnya kekhawatiran dan rasa takut beliau terhadap azab allah yg selalu mengintai, di dunia maupun di akhirat. padahal beliau adalah orang yg sudah dijamin akan masuk surga, dan bahkan menjadi orang pertama yang akan memasukinya.

Lalu bagaimana dengan kita?, yang kesehari harianya tidak pernah luput dari dosa dan berbuat salah, maka demi allah kita jauh lebih butuh untuk bertaubat, dan memohon ampunan dari yang maha pengampun lagi maha penyayang, kerna sampai sekarang, tidak seorangpun yang dapat menjamin kita akan dapat memasuki surga-Nya dan terhindar dari azab-Nya atau terbebas dari neraka-Nya.

Kebodohan telah menjadi jurang yang memisahkan kita dari bertaubat, bahkan di saat saat yang sangat genting sekalipun dalam kehidupan ini, kita msih saja merasa tidak perlu untuk bertaubat, padahal dengan bertaubat akan dapat merubah kesulitan menjadi kemudahan yang menyenangkan.

Belajarlah dari kisah kaum nabi yunus, ketika mereka melihat azab Allah sudah berada dihadapan mereka, dan akan segera menghancurkan serta meluluh lantakkan kehidupan mereka, maka mereka pun bertaubat dan memohon ampunan dari Allah, sehingga akhirnya Allah pun membebaskan mereka dari azab-Nya.

Berbeda dengan kaum nabi yunus, yang mana ketika mereka melihat azab sudah didepan mata , maka mereka segea kembali kepada allah , bertaubat dan memohon ampunan dari-Nya. maka masyarakat kita sekarang, justru mereka lari dari allah yg akan atau yang telah menurunkan musibah kepada mereka, musibah yang datang silih berganti, tidak membuat keadaan mereka menjadi lebih baik dari sisi mental dan kejiwaan mereka, tapi sebalinya mereka bertambah jauh dari allah yang seharus nya menjadi tempat kembali dan mengadukan segala permasalahn merka. kebodohan telah menjadi pembatas bagi mereka untuk memohon ampunan dan bertaubat kepada allah, dan kebodohan juga yang telah mengantarkan mereka kedalam kesyirikan dan kekufuran yang akan menyebakan musibah selalu datang mengahmpiri mereka, dan itu dapat kita saksikan dalam kehidupan kita sehari2 di negri yang kita cintai ini. indonesia

By : Azzam Alkampary

Sign by Danasoft - For Backgrounds and Layouts